Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Laode M Syarif: OTT KPK Itu Hanya 10 Persen, Sisanya Pencegahan!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Rabu, 11 September 2019, 17:41 WIB
Laode M Syarif: OTT KPK Itu Hanya 10 Persen, Sisanya Pencegahan!
Laode M Syarif saat menjadi narasumber diskusi soal KPK/RMOL
rmol news logo Kerja pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak melulu soal penindakan yakni operasi tangkap tangan (OTT), justru kerja-kerja pencegahan antikorupsi lebih dominan ketimbang penindakan.

Begitu kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif disela diskusi publik bertajuk "Pelemahan KPK 4.0" di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (11/9).  

Laode menyesalkan pernyataan dari salah seorang kandidat calon pimpinan KPK (Capim KPK) yang sedang mengikuti uji kepatutan dan kelayakan bahwa kerja KPK seolah hanya melakukan OTT.  

"Saat fit and proper test salah seorang calon kandidat mengatakan oh pencegahan KPK itu cuma pergi pasang-pasang poster, di sisi jalan. Pengen sekali saja ajari, ini kan tahu sebenarnya, hey you guys," kata Laode.

Laode menjelaskan, presentase penindakan yang dilakukan oleh KPK hanya sekitar 10 persen, untuk pencegahan justru hampir mencapai 90 persen.  

"Kami melakukan pencegahan. Sekali lagi OTT, KPK itu cuma bisanya OTT. Tolong dong media juga tulis, dari semua kasus KPK kontribusi OTT itu paling 10 persen, 90 persennya kita kembangkan kasusnya," kata Laode.

Lebih lanjut, Laode mengakui bahwa pihaknya kurang massif dalam mempublikasi aspek pencegahan yang dilakukan oleh KPK.

"Pekerjaan luar biasa sulit tetapi tidak sedahsyat OTT kan pembicaraannya. Padahal itu mungkin akan menyelamatkan banyak uang negara ke depannya," tegas Laode.

"Jadi, saya ingin mengatakan bahwa saya tidak bisa mengalahkan publik, mungkin salahnya kita informasi ini seperti tidak tersampaikan dengan baik," imbuhnya.

Selain Laode, hadir sejumlah narasumber diantaranya Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid, Direktur Eksekutif Wahid Institute, Anita Wahid.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA