"Ada
lima orang dipanggil khusus. Pak Quraish Shihab, Pak Malik Fajar,
kemudian Pak Wardiman Joyonegoro lalu saya. Kemudian Pak Sofyan Efendi.
Kami berlima dipanggil sebelum dia ditidurkan dengan alat,†ungkap Jimly
Asshiddiqie di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Kamis (12/9).
Dalam
pertemuan tersebut, Eyang Habibie hendak memberikan pesan khsusus
kepada mereka. Namun demikian, Jimly mengaku pesan yang dimaksud belum
sempat tersampaikan lantaran suami almarhumah Hasri Ainun Habibie itu
ditidurkan oleh dokter karena kondisinya menurun.
“Kata stafnya, ada yang mau dia (Habibie) sampaikan tapi enggak sempat,†ucapnya.
Keesokan
harinya tepat di hari Senin, Jimly, Wardiman, Sofyan Effendi, dan Malik
Fajar kembali ke rumah sakit tanpa Quraish Shihab karena masih berada
di Makassar.
Saat itu, kata dia, Habibie sudah dalam keadaan
sadar namun tak bisa berbicara lantaran lemah. Peristiwa mengharukan
terjadi saat Kiai Quraish menyusul ke RSPAD.
"Begitu dia ketemu Pak Quraish, keluar air mata. Dia (Habibie) ngerti tapi sudah enggak bisa komunikasi,†ucapnya.
Jimly
pun belum mendapatkan pesan terakhir Habibie kepadanya karena Wapres
ketujuh itu menghembuskan napas terakhirnya. Beruntung, sebelumnya Jimly
sempat berbicara bersama Habibie selama setengah jam sebelum memasuki
masa kritis.
“Jadi pesannya itu belum sampai ke kami. Sehari
sebelumnya, saya dipanggil dan bicara banyak sekali, Terlalu semangat
ngomong, ya itulah semangat hidupnya sampai distop dokter," tegasnya.
"Jadi pelajaran bagi generasi sekarang, jangan pernah berhenti memikirkan dan mencintai Indonesia,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: