Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI Saleh Husin mengatakan wafatnya Habibie yang dikenal sebagai teknokrat, negarawan sekaligus sosok pembuka demokratisasi pers Indonesia adalah kehilangan besar.
"Bangsa Indonesia baru saja kehilangan salah satu putra terbaiknya, BJ Habibie. Sosoknya lekat dengan riset dan teknologi, utamanya di bidang kedirgantaraan, yang terus beliau tekuni hingga akhir hayat," sebut Saleh, Jumat (13/9).
"Kerja kerasnya juga melahirkan generasi teknokrat muda yang kini tersebar di berbagai bidang. Sumbangan besar almarhum tak hanya itu, tapi juga pada membuka jalan bagi kebebasan pers negeri ini," sambung Managing Director Sinar Mas ini.
Menurut Saleh, visi almarhum agar teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi alat pemersatu dan landasan meningkatkan kesejahteraan bangsa, semakin relevan pada saat ini. Termasuk bagi Sinar Mas yang menjadikannya pijakan praktik bisnis berkelanjutan.
"Semoga warisan pemikiran almarhum dapat kita jaga dan terjemahkan dengan baik," ujar Saleh yang ikut melayat almarhum Habibie pada Kamis kemarin.
BJ Habibie meninggal dunia dalam usia 83 tahun. Habibie meninggal pukul 18.05 WIB (Rabu, 11/9) setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta
Almarhum dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta persis di sebelah makam Ibu Ainun Habibie, Kamis siang (12/9). Makam ini sudah dipersiapkan Habibie sejak Ibu Ainun meninggal dunia tahun 2010 lalu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: