Demikian yang disampaikan oleh pengamat politik Universitas Indonesia Ade Reza Hariyadi saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL.
Tantangan besar pertama yang akan dihadapi pimpinan baru KPK adalah melakukan konsolidasi internal organisasi.
"Kelihatannya akan penuh dinamika karena diwarnai rumor faksionalisasi dan potensi penolakan internal," ujar Ade, Jumat (13/9).
Yang disampaikan Ade bukan tanpa sebab, karena bila wadah pegawai KPK tidak mendukung pemimpin barunya maka kinerja pemberantasan korupsi tidak akan maksimal.
Ade menjelaskan, pimpinan KPK baru harus bisa kembali merebut kepercayaan dan dukungan publik sebagai kekuatan utama yang selama ini menjadi modal utama KPK.
"Ketiga, harus merealisasikan janji kinerja sektor pencegahan dan menyelesaikan skandal mega korupsi yang belum tuntas," Tandas Ade.
Kasus yang Ade maksud adalah skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), sektor migas, reklamasi dan lainnya. "Terakhir harus membangun harmonisasi peranan aktor-aktor penegak hukum di bidang pemberantasan korupsi," pungkas Ade.
Oleh karena itu, perlu gebrakan besar dalam 100 hari kerja pimpinan KPK yang difokuskan pada kasus-kasus besar dengan potensi kerugian negara dalam skala besar.
"Kesan KPK bekerja dengan pola populis dan cari aman dengan menyasar kasus-kasus kecil di level daerah harus dibantah dengan kinerja KPK pada kasus mega korupsi," tutup Ade.
Untuk diketahui, Kelima nama pimpinan KPK terpilih tersebut diantaranya Nawawi Pamolango, Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron, Alexander Marwata, dan Firli Bahuri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: