"Terjadinya kebakaran hutan dan lahan ini sangat berdampak pada aktivitas dan aksesibilitas ekonomi masyarakat. Sebagian masyarakat terganggu baik dalam operasional produksi barang ataupun dalam hal perdagangannya," ujar Junaidi, Selasa (17/9).
Data dari Bank Dunia memperkirakan kerugian akibat dari bencana kebakaran hutan dan kabut asap pada tahun 2015 mencapai senilai Rp 221 triliun.
Dampak bencana kebakaran hutan dan kabut asap meliputi sektor kesehatan, pendidikan, penghidupan masyarakat di wilayah terdampak dan beberapa sektor lainnya.
"Persoalan kebakaran hutan tidak hanya berkaitan dengan lingkungan dan kesehatan saja, tapi kompleks termasuk di dalamnya terkait ekonomi masyarakat yang perlu menjadi perhatian bersama," sebut Junaidi dalam keterangnnya.
Legislator PKS asal Lampung ini berharap pemerintah segera melakukan langkah kongkrit dalam menyelesaikan dampak ekonomi yang timbul dari kebakaran hutan dan lahan ini.
"Jika pemerintah tidak responsif dalam menyelesaikan masalah ini, maka dikhawatirkan dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat sekitar," tutup Junaidi.
Saat ini, tahun 2019, kabut asap akibat kebakaran hutan dan kabut masih saja terjadi di tanah air, khususnya di pulau Sumatera dan Kalimantan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: