Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Fadli Zon: Inti Masalah Karhutla Ada Di Kepemimpinan Jokowi Yang Lemah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 18 September 2019, 02:31 WIB
Fadli Zon: Inti Masalah Karhutla Ada Di Kepemimpinan Jokowi Yang Lemah
Fadli Zon/Net
rmol news logo kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan mengundang keprihatinan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pasalnya, banyak masyarakat yang dirugikan karena kasus yang terus berulang tersebut.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon bahkan heran kasus ini kembali terulang di Indonesia. Pasalnya, Presiden Jokowi sudah pernah menyatakan bahwa karhutla sudah teratasi dan tidak akan terulang lagi.

“Kok bisa terulang lagi, padahal presiden pernah bilang ini teratasi dan tidak akan terulang lagi. Namun yang terjadi tidak demikian,” tegasnya dalam acara Indonesia Lawyers Club yang disiarkan TV One, Selasa (17/9) malam.

Wakil ketua umum DPP Partai Gerindra itu mengaku prihatin lantaran negara selalu kalah oleh para mafia. Apalagi perbincangan mengenai karhutla sebatas mengenai akibat, tidak menyentuh ranah penyebab.

Fadli kemudian menukil uraian Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo bahwa 99 persen kebakaran terjadi karena ulah manusia. Sementara 80 persen hutan yang terbakar akan berubah menjadi kebun.

“Artinya, faktor kesengajaan sangat tinggi dalam masalah ini,” terang Fadli.

Dia pun menyimpulkan bahwa penyebab sebenarnya karhutla adalah faktor figur kepemimpinan yang lemah. Jokowi, katanya tidak efektif dalam menangani kasus ini. Pasalnya, ketegasan Jokowi yang ditunjukkan dengan gaya marah-marahnya masih gagal menuntaskan masalah.

“Kalau presiden marah sekali harusnya selesai. Ini marah berkali-kali tapi kebakaran hutan jalan terus,” urainya.

“Jadi persoalan masalah ini adalah leadership. Mungkin Pak Jokowi masih kurang efektif. Jadi jangan terlalu sering marah-marah, tapi tidak ada hasilnya, itu percuma. Itu justru memperlihatkan weakleadership atau kepemimpinan yang lemah,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA