Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Peduli Karhutla, ILUNI UI Akan Gelar Konser Amal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Sabtu, 21 September 2019, 10:17 WIB
Peduli Karhutla, ILUNI UI Akan Gelar Konser Amal
Andre Rahadian/Net
rmol news logo Sejarah panjang kebakaran hutan dan Iahan (Karhutla) di Sumatera dan Kalimantan tercatat sudah berulang kali terjadi. Dampak kerugian yang ditimbulkan juga sangat besar.

Bukan saja kerusakan Iingkungan akibat jutaan hektar hutan dan Iahan yang terbakar, serta kerugian di sektor ekonomi. Lebih penting dari itu semua adalah ancaman terhadap jutaan jiwa manusia dan mahluk hidup lainnya yang tinggal di wilayah terdampak asap, baik terkait kondisi kesehatan maupun kualitas hidup masyarakat.

Sebagai suatu kondisi bencana akibat ulah manusia, efek kebakaran hutan dan Iahan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini cukup mengkhawatirkan dan sudah pada level bahaya.

Di Sumatera dan Kalimantan titik api masih terus menyala. Sebaran asap sudah sangat meluas, menutupi sebagian besar Sumatera dan Kalimantan, bahkan hingga di negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Menurut data BMKG per 14 September 2019, status udara di Kota Sampit sudah masuk kategori berbahaya. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Palangka Raya, sudah mengindikasikan kondisi sangat tidak sehat dan berbahaya. Sementara itu, enam provinsi yang telah menyatakan kondisi darurat adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Riau, Jambi dan Sumatera Selatan.

Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Andre Rahadian mengatakan bahwa ILUNI UI melalui Alumni Peduli Center memiliki kepedulian yang tinggi terhadap berbagai permasalahan bangsa, termasuk dalam mengatasai situasi kebencanaan.

Saat ini, kondisi masyarakat yang telah berbulan-bulan menghirup udara tidak sehat, bahkan berbahaya akibat asap, sehingga menjadi prioritas.

"ILUNI UI wilayah di daerah-daerah yang terdampak asap seperti Riau, Jambi, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, sudah mulai bergerak memberikan bantuan kepada masyarakat," katanya saat Konferensi Pers UI Peduli Asap bertempat di ruang Senat Akademik Fakultas FK UI Lantai 2, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (21/9).

Tentu saja seluruh rangkaian kepedulian ILUNI UI membutuhkan dukungan seluruh masyarakat Indonesia.

"Seperti juga yang telah kami lakukan di Aceh, Lombok, Palu, Sigi dan Donggala, serta sejumlah daerah lain yang berdampak bencana, meskipun situasinya berbeda, dampak asap akibat kebakaran hutan dan lahan, membutuhkan perhatian kita semua. Untuk itu, ILUNI UI kembali berencana menggandeng masyarakat filantropis untuk bersama-sama masyarakat Indonesia, dan juga dunia internasional, berkolaborasi melakukan langkah-langkah nyata bagi upaya pencegahan dan penanggulangan bencana akibat kebakaran hutan dan lahan," tuturnya.

Dalam waktu dekat, lanjut Andre, ILUNI UI akan kembali mengadakan Konser Kemanusiaan dengan melibatkan teman-teman dari Komunitas Biduan, Bale Nusa Indonesia, serta banyak pihak lain dan juga masyarakat luas yang peduli.Peduli Karhutla, ILUNI UI Akan Gelar Konser Amal

RMOL. Sejarah panjang kebakaran hutan dan Iahan (Karhutla) di Sumatera dan Kalimantan tercatat sudah berulang kali terjadi. Dampak kerugian yang ditimbulkan juga sangat besar.

Bukan saja kerusakan Iingkungan akibat jutaan hektar hutan dan Iahan yang terbakar, serta kerugian di sektor ekonomi. Lebih penting dari itu semua adalah ancaman terhadap jutaan jiwa manusia dan mahluk hidup lainnya yang tinggal di wilayah terdampak asap, baik terkait kondisi kesehatan maupun kualitas hidup masyarakat.

Sebagai suatu kondisi bencana akibat ulah manusia, efek kebakaran hutan dan Iahan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini cukup mengkhawatirkan dan sudah pada level bahaya.

Di Sumatera dan Kalimantan titik api masih terus menyala. Sebaran asap sudah sangat meluas, menutupi sebagian besar Sumatera dan Kalimantan, bahkan hingga di negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Menurut data BMKG per 14 September 2019, status udara di Kota Sampit sudah masuk kategori berbahaya. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Palangka Raya, sudah mengindikasikan kondisi sangat tidak sehat dan berbahaya. Sementara itu, enam provinsi yang telah menyatakan kondisi darurat adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Riau, Jambi dan Sumatera Selatan.

Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Andre Rahadian mengatakan bahwa ILUNI UI melalui Alumni Peduli Center memiliki kepedulian yang tinggi terhadap berbagai permasalahan bangsa, termasuk dalam mengatasai situasi kebencanaan.

Saat ini, kondisi masyarakat yang telah berbulan-bulan menghirup udara tidak sehat, bahkan berbahaya akibat asap, sehingga menjadi prioritas.

"ILUNI UI wilayah di daerah-daerah yang terdampak asap seperti Riau, Jambi, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, sudah mulai bergerak memberikan bantuan kepada masyarakat," katanya saat Konferensi Pers UI Peduli Asap bertempat di ruang Senat Akademik Fakultas FK UI Lantai 2, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (21/9).

Tentu saja seluruh rangkaian kepedulian ILUNI UI membutuhkan dukungan seluruh masyarakat Indonesia.

"Seperti juga yang telah kami lakukan di Aceh, Lombok, Palu, Sigi dan Donggala, serta sejumlah daerah lain yang berdampak bencana, meskipun situasinya berbeda, dampak asap akibat kebakaran hutan dan lahan, membutuhkan perhatian kita semua. Untuk itu, ILUNI UI kembali berencana menggandeng masyarakat filantropis untuk bersama-sama masyarakat Indonesia, dan juga dunia internasional, berkolaborasi melakukan langkah-langkah nyata bagi upaya pencegahan dan penanggulangan bencana akibat kebakaran hutan dan lahan," tuturnya.

Dalam waktu dekat, lanjut Andre, ILUNI UI akan kembali mengadakan Konser Kemanusiaan dengan melibatkan teman-teman dari Komunitas Biduan, Bale Nusa Indonesia, serta banyak pihak lain dan juga masyarakat luas yang peduli. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA