Terkait hal itu, Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi menggelar aksi malam renungan dan doa bersama di Depan Gedung Merah Putih KPK sebagai bentuk penghormatan dan keprihatinannya dengan menyalakan lilin dan menggelar doa bersama.
"Mudah-mudahan kami masih memiliki empati terhadap sesama. Ya Allah kabulkan dan maafkan kesalahan-kesalahan saudara kami, ampuni dosa-dosa kawan-kawan kami," ucap Ustad Nurstofa saat memimpin doa di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (11/10).
Selanjutnya, perwakilan masa aksi menyampaikan ucapan duka citanya kepada para korban. Salah satunya perwakilan dari WALHI, Khalisah Khalid yang berharap demokrasi Indonesia dapat berjalan baik.
Menurutnya, kekerasan yang dilakukan oleh oknum aparat dalam mengamankan aksi demonstrasi yang dinilai berlebihan.
"Bahwa kita masih berharap demokrasi masih ada, bahwa rakyat bisa kita lindungi bersama. 21 tahun reformasi kita berharap tidak ada lagi kekerasan tidak ada laku, air mata dan darah," kata Khalisah.
Lima demonstran yang gugur dalam aksi menolak kebijakan pemerintah terkait sejumlah RUU bermasalah. Lima orang itu ialah Akbar Alamsyah, Bagus Putra Mahendra, Randi, Maulana Suryadi, dan Yusuf Kadrawi.
Dalam acara tersebut juga dilakukan pembacaan puisi oleh perwakilan dari aktivis mahasiswa. Doa bersama itu juga dihadiri oleh penyidik senior KPK, Novel Baswedan, Jurubicara KPK Febri Diansyah, dan juga Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo Harahap.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: