Pengamat politik Dedi Kurnia menilai kehadiran Gerindra akan menambah gerbong partai pemerintah. Dengan kata lain, kekuatan oposisi semakin melemah. Sebab, oposisi hanya tinggal menyisakan PKS, PAN, dan Demokrat yang secara hitung-hitungan di DPR kalah telak.
Menurutnya, langkah Gerindra bergabung menjadi penanda kurang baik bagi demokrasi Indonesia.
“Karena akan memperlemah fungsi
check and balance di negeri ini. Ingat, pemerintah yang terlalu dominan akan melahirkan tirani," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima.
Seharusnya, sambung direktur eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) itu, Prabowo menjaga etika politik dengan konsisten menjaga pemerintahan yang tetap berimbang dan memiliki pengawasan baik.
Dia mengingatkan bahwa Gerindra bisa saja ditinggal oleh para pemilih di pemilu 2024 mendatang atas manuver ini. Setidaknya, 68 juta pemilih Prabowo sebagai presiden merupakan pihak-pihak yang menyatakan ketidakpercayaan pada Jokowi.
“Jika hari ini Prabowo menjual kepercayaan publik dengan kursi kabinet, maka Gerindra terancam ditinggal pemilih," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: