Menurut pengamat politik dari Lembaga Analisis Politik Indonesia (API), Maksimus Ramses Lalongkoe, ada tujuan tertentu di balik unggahan istri mantan Dandim Kolonel HS dan istri Peltu YNS.
"Dalam konteks akademis komunikasi atau pesan yang disampaikan itu punya tujuan khusus karena pesan dirancang atau disusun untuk suatu tujuan," kata Ramses kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (14/10).
Hal inilah yang menurutnya perlu digali lebih dalam oleh aparat, termasuk Polri yang menerima laporan dugaan pelanggaran UU ITE.
"Termasuk dugaan adanya motif politik di balik itu yang mesti digali dari sang komunikator atau pelaku pembuat pesan," sambungnya.
Di sisi lain, ada kemungkinan para istri anggota TNI tersebut tak tahu kode etik atau norma dan aturan yang melekat di internal TNI, sehingga muncul postingan di sosial media yang dianggap merusak citra kenetralan TNI.
"Namun kalau kita lihat pesan yang beredar di medsos itu kan kelihatannya dia juga ngotot membela pernyataannya saat ada pihak yang memprotes. Itu artinya dia sadar ucapannya, hanya apakah dia tahu (salah) atau tidak soal aturan, ya perlu nanya ke dia (pelaku)," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.