Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonom: Sejak 2015 Ekonomi Indonesia Sudah Diprediksi Tak Akan Lebih Dari 5,1 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amal-taufik-1'>AMAL TAUFIK</a>
LAPORAN: AMAL TAUFIK
  • Kamis, 17 Oktober 2019, 10:57 WIB
Ekonom: Sejak 2015 Ekonomi Indonesia Sudah Diprediksi Tak Akan Lebih Dari 5,1 Persen
Ichsanuddin Noorsy sudah prediksi ekonomi Indonesia tak bisa lewati 5,1 persen/Net
rmol news logo Saat kampanye Pilpres 2014, Joko Widodo pernah berjanji akan membuat ekonomi Indonesia tumbuh di angka 7 persen. Janji tinggal janji. Hingga akhir periode pertama jabatannya sebagai orang nomor satu di negeri ini, janji tersebut tak pernah terealisasi .

Dalam pandangan ekonom Ichsanuddin Noorsy, kegagalan Jokowi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen bukan hal yang aneh. Pasalnya, dia sudah memprediksi, sejak 2015 ekonomi Indonesia di era Joko Widodo tidak akan tumbuh lebih dari 5,1 persen.

Penyebabnya, menurut Ichsanunddin, perencananaan pemerintahan diterapkan dalam model business as usual. Dengan kata lain dalam model yang biasa-biasa saja, seolah-olah tanpa ada masalah.

"Padahal sejak Agustus 2015, perang dagang itu sudah berdampak terhadap perang nilai tukar. Karena itu ketika perencanaan pembangunan diterapkan dalam model business as usual, dia (pertumbuhan ekonomi) tidak akan pernah menembus apa-apa. Dan itu menjadi kenyataan," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/10).

Bahkan, lanjut Ichsanuddin, neraca perdagangan Indonesia saat ini mengalami defisit 1,95 miliar dolar AS. Penyebabnya adalah kegagalan mengatur sumber daya domestik, produksi domestik, dan pasar domestik.

"Dalam bahasa yang lain, sumber daya kita diambil, produksi kita dikuasai asing, pasar kita diterjang asing," tandas Ketua Depertemen Ekonomi Majelis Permusyawaratan Pribumi Indonesia (MPPI) ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA