Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hubungan Mega-SBY Jadi Pengganjal AHY Masuk Kabinet

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Jumat, 25 Oktober 2019, 01:20 WIB
Hubungan Mega-SBY Jadi Pengganjal AHY Masuk Kabinet
Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati/Net
rmol news logo Manuver partai Demokrat pasca Pilpres 2019 seakan sia-sia usai tak ada kader yang masuk dalam Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Joko Widodo dan Maruf Amin.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Padahal dalam beberapa kesempatan, partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini sempat menjalin komunikasi dengan Istana melalui putra mahkota, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Hal ini berbanding terbalik dengan Gerindra yang justru sukses membawa Prabowo Subianto dan Waketum Edhy Prabowo sebagai menteri.

Menurut Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Anas RA, ada faktor utama yang membuat Demokrat yang digadang-gadang mengajukan nama AHY justru tak masuk hitungan menteri Jokowi-Maruf.

"SBY terindikasi tidak harmonis dengan Bu Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan sejak Pemilu 2004," jelasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (24/10).

Hubungan tersebut menjadi alasan utama AHY tak masuk ke dalam menteri yang diumumkan ke publik. AHY juga mendapat efek conflict of interest masa lalu antara dua ketum tersebut. Mega sendiri masih memiliki pengaruh besar dalam pembentukan kabinet Jokowi-Maruf.

Sebaliknya, hubungan Mega yang kembali mesra dengan Prabowo Subianto menjadikan kejutan. Gerindra yang menjadi parpol pengusung utama Prabowo-Sandi justru mendapat dua tempat di kabinet.

Faktor lain, jelasnya, Demokrat kerap kali menyebut AHY sebagai sosok the next leader di 2024. Hal itu membuat partai koalisi tereduksi kepentingan politiknya pada Pilpres 2024 dan tentu berseberangan dengan komitmen Jokowi yang beberapa waktu lalu menegaskan tak ada visi menteri, melainkan yang ada hanyalah visi presiden.

Selain Demokrat, kader yang absen dalam kabinet 2019-2024 ada dari PAN dan PKS yang hingga kini mantap mengambil jalur oposisi.

Berdasarkan pengumuman yang sudah dirilis Presiden Jokowi, setidaknya ada 34 menteri yang akan membantu kerja presiden dan wakil presiden dalam lima tahun mendatang. 18 kursi di antaranya diisi kalangan profesional non-parpol, sedangkan 16 kursi diisi oleh sosok berlatar belakang parpol. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA