Demikian yang diungkapkan oleh Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Jose Tavares ketika melakukan
briefing media di Kemenlu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Rabu (30/10).
"Soal asap, kita tidak tahu apakah negara anggota ASEAN lainnya akan angkat. Namun Indonesia siap jelaskan, kalau kita sudah ambil berbagai langkah dan sudah dipadamkan secara cepat," ujar Dirjen ASEAN tersebut seraya menambahkan bahwa karhutla dipengaruhi oleh kondisi iklim yang di luar kontrol manusia.
Meski demikian, pria yang akrab dipanggil Pak Jose ini mengaku memang ada
human reclessness dalam hal pembakaran lahan. Namun, pemerintah telah mengambil langkah tegas dengan menahan lebih dari 200 orang tersangka, termasuk wakil dari perusahaan-perusahaan.
Indonesia, menurutnya, bahkan telah menyegel lahan perusahaan yang terbakar agar tidak digunakan. "Ini (adalah) langkah tegas pemerintah yang serius tangani
trans boundary haze pollution," jelasnya.
Karhutla yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan telah menjadi bencana rutin yang melanda Indonesia. Asap yang dihasilkan oleh karhutla di Indonesia bahkan kerap "terekspor" ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Dengan adanya kasus ini, Indonesia kerap kali mendapatkan surat protes dari negara-negara tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: