Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (7/11).
"Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri tekstil dan pakaian sebagai satu dari lima sektor manufaktur yang sedang diprioritaskan pengembangannya terutama dalam kesiapan memasuki era industri 4.0," kata Agus.
Ia menyatakan, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional semakin kompetitif di kancah global. Hal itu lantaran memiliki daya saing tinggi dan struktur industrinya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir.
"Kinerja gemilang dari industri tesktil karena sejalan dengan tingginya permintaan di pasar domestik, yang tercermin dari peningkatan produksi di sentra produksi tekstil dan pakaian jadi, khususnya wilayah Jawa Barat," ujar Agus.
Mantan Menteri Sosial ini menuturkan, pihaknya juga proaktif memacu ekspor produk TPT nasional. Karena itu, beberapa langkah strategis seperti mendorong perluasan akses pasar dengan merestrukturisasi mesin dan peralatan.
"Jadi, untuk menggenjot daya saing industri TPT, banyak hal yang kami pacu. Misalnya, memudahkan ketersediaan bahan baku dan pasokan energi," kata dia.
Seiring dengan upaya pemerintah yang tengah menyelesaikan aturan perlindungan (safeguard) untuk mengenakan bea masuk pada produk tekstil yang berasal dari luar negeri, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, produksi industri pakaian jadi mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 15,29 persen.
"Atas dasar itu, Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor dari industri TPT nasional akan menembus hingga 15 miliar dolar Amerika Serikat sepanjang tahun 2019," demikian Agus.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: