Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Empat Fenomena Penting Di Balik Mutasi Yang Dilakukan Oleh Idham Azis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Sabtu, 09 November 2019, 14:42 WIB
Empat Fenomena Penting Di Balik Mutasi Yang Dilakukan Oleh Idham Azis
Kapolri Idham Azis dan Presiden Joko Widodo/Net
rmol news logo Mutasi jabatan yang dilakukan Kapolri Jenderal Idham Azis terhadap 206 perwira tinggi dan menengah menyisakan tanda tanya besar.

Menurut Indonesia Police Watch (IPW), setidaknya ada empat fenomena yang perlu dicermati dalam mutasi dan rotasi jabatan yang dilakukan.

Pertama adalah kekosongan di posisi Kabareskrim. Dalam surat telegram ST/3020/XI/KEP./2019, tak ada sosok yang ditunjuk untuk mengisi kursi Kabareskrim. Ketua Presidium IPW Neta S Pane, menyebut ada dugaan upaya tarik-menarik dalam menentukan Kabareskrim.

Ia menduga, ada indikasi intervensi jalur kekuasaan untuk mendudukkan figur tertentu sebagai Kabareskrim, sementara internal polri menilai figur tersebut masih sangat junior dan menginginkan tampilnya figur senior yang menjadi Kabareskrim baru.

Kedua, dari mutasi ini terlihat Idham Azis sebagai Kapolri mulai menunjukkan kekuatannya dalam menyusun orang-orangnya maupun pendukungnya. Jelas terlihat dalam penempatan Brigjen Nico Alfinta dan Brigjen M Fadil yang disiapkan bintang dua sebagai staf ahli Kapolri.

“Sehingga diprediksikan dalam waktu dekat keduanya akan segera menjadi Kapolda Sumut dan Kapolda Sulsel,” jelas Neta dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/11).

Ketiga, mutasi ini menunjukkan secara nyata adanya pergeseran kekuatan lama yang kemudian ditempatkan di posisi-posisi yang kurang strategis dan turun kelas.

Terakhir, kata Neta adalah kenaikan pangkat Firli Bahuri menjadi bintang tiga. Selama ini anggota Polri yang ditempatkan di KPK hanya jenderal bintang dua (Irjen). Namun fakta yang terjadi saat ini berubah. Hal ini menunjukkan adanya strategi di tubuh Polri dalam melihat keberadaan lembaga anti rasuha itu.

“Perubahan strategi itu bisa jadi untuk memperkuat KPK dengan pimpinan jenderal bintang tiga dan sekaligus memperkuat wibawa Ketua KPK agar tidak mudah dilecehkan atau dianggap remeh oleh pegawai KPK maupun oleh wadah Pegawai KPK,” demikian Neta. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA