Pangi menyampaikan analisa yang pada pokoknya, DPD II Partai Golkar jangan terjebak manuver DPD I Partai Golkar yang menginginkankan aklamasi.
Selanjutnya, Pangi juga menguraikan kekalahan Akbar Tandjung pada Munas Golkar oleh Jusuf Kalla karena gerilyanya berhasil mendekati DPD II Partai Golkar. Selain itu, disampaikan pula suara DPD II jangan mau diklaim, apalagi dibeli oleh DPD I.
Menanggapi hal yang disampaikan Pangi tersebut, kader muda Partai Golkar sekaligus Ketua Pimpinan Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (PP AMPG), Ahmad Irawan menyampaikan pandangannya.
Irawan mengatakan keinginan aklamasi pada Munas Partai Golkar merupakan kesadaran dan keyakinan bersama kader Partai Golkar agar partai beringin itu menang pada Pemilu 2024.
"Jadi bukan keinginan Pak Airlangga atau sebatas Manuver DPD I Partai Golkar. Hal tersebut kami perlu sampaikan dan tegaskan," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima oleh
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (20/11).
Dengan begitu, Irawan berharap pihak di luar Golkar dapat menghormati, sehingga ke depan tidak ada lagi pendapat-pendapat yang kesannya lebih tahu kondisi internal Partai Golkar.
Lalu yang kedua, kata Irawan, memang terdapat fakta peristiwa politik Akbar Tandjung kalah dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar melawan Jusuf Kalla.
"Kami melihat peristiwa politik tersebut telah selesai dan hal tersebut memberikan pembelajaran dan pendewasaan bagi Partai Golkar. Menjadikan peristiwa tersebut sebagai perbandingan pada saat ini tidaklah tepat dan tidak relevan," tegasnya.
Saat ini di bawah Airlangga Hartarto, Partai Golkar telah menjadi tulang punggung pemerintahan Presiden Jokowi. Variabel ini luput jadi bahan amatan Pangi sehingga memberikan kesan pendapatnya hanya ingin mempertentangkan dan mengganggu soliditas di antara kader Partai Golkar.
"Singkatnya, saat ini Partai Golkar telah menjadi tulang punggung pemerintahan dan tidak akan kemana-mana," imbuhnya
Terakhir, Irawan menerangkan tidak ada klaim atau jual beli dukungan pada pencalonan ketua umum Partai Golkar seperti yang dituduhkan.
"DPD I dan DPD II Partai Golkar solid dan tidak berbeda serta memilki keyakinan dan kesadaran bersama pentingnya musyawarah mufakat dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: