Begitu kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno kepada wartawan seusai mengisi diskusi publik bertajuk "Ngeri-Ngeri Sedap Larangan Mantan Napi Korupsi Maju Pilkada" di Kawasan Cikini Raya, Selasa (25/11).
"Nah yang menghendaki bagaimana Pilkada tidak langsung adalah partai politik, oligarki-oligarki politik, bagaimana suara-suara rakyat itu diamputasi," kata Adi.
Adi menuturkan, wacana Pilkada dikembalikan ke DPRD dengan dalih meminimalisir praktek money politik dinilai keliru. Menurutnya, praktek money politic itu justru terjadi akibat dana-dana siluman nonbudgetter diluar aturan kepemiluan.
"Kalau mau jujur, money politic yang bikin mahal itu adalah dana-dana ilegal non budgetter. Misalnya, mahar politik beli perahu untuk dukungan, itu yang tidak pernah dilaporkan. Itu adalah praktik-praktik yang selama ini dilarang oleh UU," ungkap pengamat politik dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta ini.
"Itu yg harusnya dievaluasi, jangan yang lain-lain," imbuhnya menegaskan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: