Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Peneliti: Menangani Radikalisme Tidak Bisa Dengan Cara Radikal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Selasa, 26 November 2019, 12:29 WIB
Peneliti: Menangani Radikalisme Tidak Bisa Dengan Cara Radikal
Peneliti Isu Violent dan Extremism, Saifudin Zuhri /RMOL
rmol news logo Merebaknya paham radikal dan sikap intoleran di tengah masyarakat, mesti disikapi secara serius oleh semua pihak. Namun, dalam menangani pihak-pihak yang terpapar radikalisme, tidak bisa dilakukan dengan cara-cara yang radikal pula.

Begitu kata Peneliti Isu Violent dan Extremism, Saifudin Zuhri dalam acara diskusi publik bertajuk "Penguatan Islam Moderat dan Wawasan Kebangsaan" di Kampus UIN Syarief Hidayatullah, Tangerang Selatan, Rabu (26/11).

"Menangani radikalisme tidak bisa dengan cara-cara yang radikal juga. Sebab hal itu justru akan memberi ruang (untuk semakin menjadi radikal)," kata Zuhri.

Mantan Wakil Direktur Riset Maarif Institute ini juga menyatakan, radikalisme dalam konteks sosial politik dan agama merupakan dua hal berbeda. Karena itu, cara mengantisipasinya pun mesti dibedakan.

"Dalam perspektif sosial-politik, radikalisme itu menentang status quo (sistem politik yang mapan). Dalam konteks agama banyak variannya," tuturnya.

Lebih lanjut, Wadek III Universitas Krisnadwipayana ini menegaskan bahwa wacana-wacana moderat mesti digaungkan terus menerus untuk meng-counter narasi-narasi yang mengarah kepada perilaku-perilaku intoleran. Sebab, ada pihak-pihak yang sengaja memainkan wacana intoleran tersebut.

"Wacana itu dijadikan alat. Beberapa orang menggunakan wacana. Kita harus mendominasi wacana-wacana moderat ini. Selain itu, mesti dilakukan tindakan-tindakan juga (yang moderat)," pungkasnya.

Turut hadir dalam diskusi tersebut di antaranya anggota Komisi IV Luluk Hamidah, Deputi Bidang Komunikasi Politik KSP 2015-2019 Eko Sulistyo, dan anggota Komisi II DPR RI Arwani Thomafi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA