Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Diprediksi Ada Dua Calon Presiden PKS, Aher Salah Satu Yang Diunggulkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Sabtu, 30 November 2019, 15:43 WIB
Diprediksi Ada Dua Calon Presiden PKS, Aher Salah Satu Yang Diunggulkan
Ahmad Heryawan dan Mardani Ali Sera/Net
rmol news logo Tahun 2019 dan 2020 boleh dikatakan sebagai tahun politik sesungguhnya bagi partai politik. Pada tahun depan, akan banyak parpol yang akan memilih nahkoda baru.

Seperti PPP, PAN, Partai Demokrat dan PKS. Dari empat partai ini, PKS yang paling unik. Karena Presiden PKS bukan dipilih oleh pengurus daerah, tapi dimusyawahkan oleh Majelis Syuro PKS.

Hingga saat ini, kabarnya ada dua calon Presiden PKS yang digadang-gadang bakal maju. Yaitu, Ahmad Heryawan dan Mardani Ali Sera.

Ahmad Heryawan atau yang akrab disapa Aher adalah mantan Gubernur Jawa barat dua periode. Di partai, dia menjabat Ketua Bidang Kaderisasi DPP PKS.

Sedangkan Mardani dikenal sebagai anggota dewan yang vokal di Senayan. Di DPP PKS, Mardani menjabat Ketua Bidang Kepemudaan.

Pengamat politik dari Unversitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, sebenarnya di PKS, siapa yang akan menjadi Presiden partai tinggal menunggu keputusan Majelis Syuro.

"Di PKS itu sederhana, Presiden tergantung Majelis Syuro," sebut Ujang saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (11).

Jelas Ujang, dari dua nama yang disebut-sebut bakal maju, mereka sama-sama berpeluang. Aher lebih senior, sementara Mardani lebih diuntungkan dekat dengan DPP karena beraktifitas di pusat.

Tapi kalau dilihat dari sisi rekam jejak, Aher lebih sedikit diunggulkan. Suami Netty Prasetiyani itu lebih senior dan berpengalaman. Dia juga memiliki kepemimpinan yang santai dan rileks.

Menurut Ujang, gaya kepemimpinan seperti itu lebih diterima di internal partai, dibandingkan dengan kader yang menggebu-gebu seperti Mardani.

Namun, tambah Ujang, yang perlu diperhatikan PKS adalah, pemimpin parpol ke depan, tidak hanya harus diterima internal, tapi oleh publik.

"Harus hati-hati, pertarungan di 2024 sengit dan berat. Pimpinan parpol harus diterima publik luas," demikian Ujang Komarudin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA