Pembuangan beras ini dinilai tidak lepas dengan aksi politisi Nasdem Enggartiasto Lukita saat menjadi Menteri Perdagangan.
Enggar kala itu tetap ngotot untuk melakukan impor beras. Padahal, impor dilakukan saat para petani sedang panen raya. Tapi Enggar tidak mengindahkan kritik yang menyebut impor akan membuat Indonesia kelebihan beras dan akan berujung sia-sia karena beras akan busuk.
“Dulu Mendag Enggar, Nasdem impor beras ugal-ugalan. Alasan pun dibuat, untuk penuhi stok beras dan titip di gudang bulog,†kata Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule, mengingatkan bahwa masyarakat sudah mewanti-wanti, sebagaimana dikutip dari akun Twitter pribadinya, Senin (2/12).
Kini, sambung Iwan, beras membusuk di gudang Bulog dan tidak mungkin diberikan ke masyarakat. Alhasil, beras-beras itu dibuang. Ini sesuai dengan Permentan 38/2018 tentang Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Diurai dalam aturan itu bahwa beras yang usia penyimpanannya sudah melampaui batas waktu simpan paling sedikit empat bulan atau berpotensi mengalami penurunan mutu, maka beras harus dibuang atau dimusnahkan.
“Sekarang beras busuk dan harus dibuang. Stok beras pun tak terbukti kurang,†kata Iwan Sumule.
“Buang beras busuk sama dengan buang uang negara,†demikian dia mengakhiri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: