Pasalnya, 20 ribu ton cadangan beras pemerintah hasil impor Enggar bakal dibuang oleh Perum Bulog lantaran usia penyimpanan yang lebih dari 1 tahun dan menjadi busuk. Total kerugian akibat beras yang dibuang tersebut mencapai Rp 160 miliar.
Oleh karena itu, pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Irres), Marwan Batubara, mendesak kasus ini harus segera diaudit oleh BPK.
"DPR harus minta audit investigatif. Jangan-jangan yang bermain banyak partai," ungkapnya saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (3/12).
Sebelumnya Enggar ngotot melakukan impor beras disaat petani sedang panen raya. Meski sudah dikritik dan diingatkan oleh banyak pihak, politikus Nasdem ini malah tutup kuping rapat-rapat.
"Ada kepentingan perburuan rente. Nggak peduli negara buntung dan rakyat miskin makin miskin," tegas Marwan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.