Begitu disampaikan Ekonom INDEF, Eko Listyanto saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Jumat (6/12).
"Seharusnya tidak menjadi alasan (pemerintah). Mengingat sesungguhnya ekonomi Indonesia masih sangat bergantung domestik," ujar Eko.
Dijelaskan Eko, jika diukur menggunakan volume perdagangan per PDB
(trade openess) baru sekitar 35 persen. Dan sesungguhnya 65 persen pengelolaan ekonomi Indonesia tidak bergantung kepada situasi global, melainkan lebih bergantung kepada domestik.
Menurut dia, seharusnya pemerintah mengoptimalkan pengelolaan ekonomi domestik yang dimiliki. Bukan malah menaikkan tarif-tarif konsumsi rumah tangga yang justru akan menambah kondisi ekonomi domestik melemah.
"Dengan tidak menambah beban pada konsumsi rumah tangga (tarif listrik, BPJS, tol), dapat membuat ekonomi domestik masih bisa diandalkan. Namun, jika tarif-tarif itu dinaikkan maka ekonomi domestik pun akan dapat melemah," tutur Eko.
"Jangan naikkan tarif-tarif itu," imbuhnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan bahwa kondisi ekonomi global sulit diprediksi. Bahkan, para pembuat kebijakan hingga pakar pun diyakini tidak mampu mengatasinya. Sebab, kata dia, pattern dan frekuensinya bebeda.
"Ketidakpastian itu
is not new at all. Namun yang berbeda kali ini adalah
pattern dan frekuensi yang sama sekali nggak bisa dipastikan," kata Sri Mulyani di The Westin, Jakarta, Rabu (4/12).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: