"Sesuai dengan tema Bali Democracy Forum tahun ini yang mengusung tema democracy and inclusivity, juga menyoroti peran perempuan sebagai pilar penting demokrasi yang inklusif," sebut Meutya.
"Keikutsertaan perempuan dalam pengambilan keputusan dapat mempengaruhi hidup komunitas suatu masyarakat dan menjadi bagian penting bagi integritas demokrasi. Peran perempuan tersebut mendukung ketahanan demokrasi suatu negara," ujarnya.
Dikatakan Meutya, untuk itu diperlukan peningkatan keterlibatan perempuan dalam proses demokratisasi sebagai langkah penerapan inklusivitas demokrasi. Peningkatan keterlibatan tersebut memerlukan perspektif dari perempuan.
Selain itu, politisi Partai Golkar tersebut juga menyebut beberapa tantangan demokrasi saat ini.
Seperti, ketimpangan ekonomi dapat mempengaruhi pandangan publik tentang demokrasi; polarisasi politik mendorong pelanggaran norma utama demokrasi; manipulasi media sosial yang dapat merusak diskusi yang demokratis; serta kemunduran secara demokratis oleh sejumlah pengusung demokrasi.
Sebelumnya, Bali Democracy Forum XII tahun 2019 dibuka oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Kamis (5/12), dihadiri oleh 461 orang perwakilan 91 negara dan 7 organisasi internasional.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.