Per hari ini, Jumat (6/12), tercatat jumlah babi yang mati sudah mencapai 22.985 ekor.
Data ini hampir dua kali lipat dari data terakhir yang disampaikan pada 22 November 2019 lalu sebanyak 10.289 ekor.
"Sampai saat ini, kematian babi positif karena hog cholera. Soal virus Demam Babi Afrika (ASF) ini kami masih tunggu dari Menteri Pertanian," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumut, Mulkan Harahap.
Dilansir dari
Kantor Berita RMOL Sumut, kasus babi mati tersebar di 16 kabupaten di Sumut.
Yakni, Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing TInggi, Siantar dan Langkat.
Saat ini pihaknya terus bekerja. Mereka melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menyemprotkan desinfektan, membuka posko, penguburan bangkai babi dan mencegah masyarakat membuang bangkai babi secara sembarangan.
"Kami masih terus melakukan sosialisasi, penguburan tetap dilakukan terhadap bangkai babi," tutup Mulkan Harahap.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: