Begitu tegas praktisi dan pemerhati masalah transportasi logistik, Bambang Haryo Soekartono. Menurutnya, proyek LRT tidak berdasarkan kajian teknis dan ekonomis secara mendalam, sehingga kurang bermanfaat.
"Saya melihat LRT ini tidak melalui litbang yang benar, tidak sesuai dengan kondisi ekonomi dan kebutuhan riil masyarakat,†katanya kepada wartawan, Minggu (8/12).
Secara konsep, dia menilai LRT seharusnya menjadi angkutan dalam kota, bukan antarkota, apalagi membentang sepanjang 130,4 km mencakup Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
“Kalau antarkota itu yang cocok kereta commuter biasa. Jadi bisa mengangkut penumpang dalam jumlah besar, sekaligus relnya dapat dilintasi kereta logistik,†tegasnya.
Sementara mengenai rincian proyek, Bambang menyoroti penggunaan rel berukuran 1.435 mm yang biasa dipakai untuk KA kecepatan di atas 200 km per jam. Sementara LRT maksimal hanya berkecepatan 60 km per jam.
“Jadi cukup pakai rel standar 1.067 mm,†tegas politisi Gerindra itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: