"Ada dua hal penting, pertama terkait sikap resmi partai terhadap pemerintahan Jokowi-Maruf Amin. Apakah akan mengambil alih peran Gerindra sebagai oposisi atau opsi merapat ke pemerintahan," kata Director Survei and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (8/12).
Menurut pandangannya, posisi sebagai penyeimbang (
balancer) bagi pemerintah jauh lebih positif bagi Demokrat dibanding berada di oposisi atau koalisi.
"Bagaimanapun, publik masih bisa melihat figur SBY yang pernah berkuasa selama 10 tahun," sambungnya.
Hal kedua yang diprediksi bakal dibahas adalah soal pemilihan ketua umum. Publik menanti kemungkinan terjadinya pergantian ketua umum. Menurut prediksinya, partai berlambang bintang mercy ini hanya akan menyuguhkan dua pilihan.
"Pertama, SBY didaulat lagi untuk menjadi ketum PD. Kedua, AHY akan ditunjuk secara aklamasi untuk menjadi ketum baru PD dalam Kongres nanti," tandasnya.
Kongres Demokrat diprediksi akan terjadi paling lama bulan Mei 2020 mendatang. Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, pembahasan mengenai Kongres sudah ada di tingkat pengurus pusat.
Namun saat ditanya soal kemungkinan munculnya nama baru yang akan dicalonkan sebagai ketua umum di Kongres nanti, Ferdinand mengaku belum tahu.
"Belum tahu ya (calon ketum). Yang pasti saat ini deras arus bawah, bila memang SBY tak lagi ketua umum, maka AHY adalah sosok penerus estafet kepemimpinan Partai Demokrat ke depan," jelas Ferdinand, Selasa lalu (26/11).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: