Hal tersebut ia sampaikan dalam pidato penutupan Bali Democracy Forum ke-12 di Nusa Dua, Jumat (6/12).
"Sebuah negara demokrasi harus bisa memfasilitasi suara berbagai orang dengan latar belakang yang berbeda. Oleh karenanya, partisipasi perempuan dalam proses pembuatan keputusan penting untuk demokrasi itu sendiri," tutur Meutya.
Lebih lanjut, partisipasi perempuan dalam politik juga dapat membantu sebuah negara untuk mempertahankan ketahanan demokrasinya, khususnya di tengah dinamika geopolitik saat ini.
Ketahanan demokrasi sendiri juga diperlukan agar suatu negara dapat mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) yang selama ini digaungkan.
Untuk meningkatkan peran perempuan, lanjut Meutya, dapat dimulai dengan meningkatkan perannya dalam proses demokratisasi, khususnya demokrasi yang inklusif.
"Untuk itu, perspektif perempuan sangat penting dan dibutuhkan," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: