Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kenapa Bea Cukai Tidak Temukan Kargo Di Pesawat Ari Askhara? Ini Penjelasan Arief Poyuono

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 11 Desember 2019, 15:55 WIB
Kenapa Bea Cukai Tidak Temukan Kargo Di Pesawat Ari Askhara? Ini Penjelasan Arief Poyuono
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono/Net
rmol news logo Pesawat Airbus 330-900NEO yang membawa spare part motor Harley Davidson dan sepeda Brompton dalam 18 kardus ternyata datang dengan status ferry flight dari pabrik ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

“Bukan dibiayai oleh Garuda Indonesia,” ujar Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (11/12).

Dengan begitu, pesawat baru harus di ferry flight hingga ke hanggar maskapai yang memesan. Semua biaya ditanggung pabrik pembuat hingga kemudian dilakukan pengecekan sistem kelaikan keselamatan penerbangan dan registrasi pesawat oleh Kemenhub.

Artinya, urai Arief, semua bagasi atau barang bawaan yang dibawa kru dan penumpang oleh pesawat tersebut sudah seizin pabrik Airbus.

“Nah boleh nggak bawa barang-barang? Boleh, asal izin, ada aturannya,” terangnya.

Atas alasan itu, motor Harley Davidson dan sepeda Brompton dikemas dalam 18 kardus. Sebab, jika dibawa utuh maka akan menjadi kargo.

“Makanya tidak ada manifest kargo,” tegasnya mengacu pada pernyataan Kasubdit Humas Bea dan Cukai Deni Surjantoro yang menyebut kargo kepabeanan nil, hanya ada crew list dan passanger.

Untuk itu juga, sambungnya, Garuda berkirim surat secara resmi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk melakukan proses kepabeanan terhadap pesawat yang langsung masuk dalam Hanggar 4 Bandara Soetta.

“Kalau (memang niat) mau nyelundup, ngapain lapor? Kan jadi bodoh,” tegasnya.

Wakil ketua umum DPP Partai Gerindra itu lantas menyindir sikap Menteri BUMN Erick Thohir yang sebatas mencari sensasi atas kasus yang melibatkan I Gusti Ngurah Askhara alias Ari Askhara, sehingga saham Garuda turun.

Sejurus, Menteri Keuangan Sri Mulyani yang tengah panik karena penerimaan negara tidak sesuai target memanfaatkan momentum yang terhjadi

“Dia mau bilang, ini loh salah satu penyebab kerugian negara yang membuat penerimaan negara enggak sampai target.  Solusinya, kita harus terbitkan surat utang negara lagi untuk menutup defisit APBN,” sindir Arief.

“Iki piye Kang Mas Jokowi, iso-iso negoro utange okeh bar kangmas lengser keprabon 2024 (Ini bagaimana Kang Mas Jokowi, bisa-bisa utang negara utang banyak setelah Kang Mas lengser dari kekuasaan 2024)” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA