Demikian disampaikan Kabiro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Airlangga Masdiana dalam diskusi Polemik bertajuk "Merdeka Belajar Merdeka UN" di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12).
"Waktu kemarin juga sudah. Kritik-kritik banyak dan waktu Menteri Muhadjir juga menyatakan akan evaluasi," kata Airlangga.
Pada saat era Muhadjir, sambung dia, penghapusan UN diganti dengan UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) lantaran dinilai UN kurang efektif yang hanya memakan biaya besar.
Di sisi lain, kata Airlangga, UN hanya membuat siswa dipaksa untuk mengafal.
"UN yang lalu kurang efektif dan kurang terpakai. Lalu kemudian orang dipaksa menghafal. Ini akibatnya semua orang jadi stres," tandasnya.
Nantinya, standar kelulusan siswa diberikan penuh kepada masing-masing sekolah dengan UASBN. Dengan begitu, guru-guru dapat menentukan kurikulum dan standar kelulusan yang diharapkan.
"Jadi penentuan kelulusan ada di sekolah dan lagi-lagi bahwa anak-anak itu tidak ditentukan hanya pada satu atau berap mata pelajaran lulus atau tidak lulus, tapi disitu dia bisa ditentukan guru bisa kasih assement, portofolio, tugas, kasih berbagai macam untuk standart kelulusan," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.