Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonomi China Diprediksi Nyungsep Di Bawah 6 Persen, Gimana Nasib Indonesia?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 18 Desember 2019, 16:17 WIB
Ekonomi China Diprediksi <i>Nyungsep</i> Di Bawah 6 Persen, <i>Gimana</i> Nasib Indonesia?
Arief Poyuono/Net
rmol news logo Ekonomi Republik Rakyat China sedang goyang. Negeri Tirai Bambu itu sedang berkutat dengan masalah krisis utang dan kredit macet di perbankan.

Begitu urai Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyouno yang khawatir dengan ekonomi Indonesia karena selalu bergantung pada China.

China, sambungnya, juga masih berjuang dalam perang dagang melawan Amerika Serikat yang telah terjadi selama setahun belakangan.

“Bersamaan itu, pertumbuhan ekonomi china diprediksi di bawah 6 persen,” kata Arief kepada wartawan, Rabu (18/12).

Prediksi Arief mirip dengan pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan World Economic Outlook terbaru yang memprediksi ekonomi China akan tumbuh 6,1 persen tahun 2019 dan hanya tumbuh 5,8 pesen di 2020.

Dalam mengantisipasi perang dagang dengan AS, China terus melakukan pelemahan mata uang Yuan. Di satu sisi, mereka juga terpaksa mengurangi kucuran dana untuk Program One Belt One Road (OBOR) atau yang kini dikenal dengan Belt and Road Initiative.

“Nah apa ya yang akan terjadi dengan perekonomian nasional kita?” tanya Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN itu.

Pertanyaan itu cukup beralasan, sebab ancaman krisis ekonomi global tahun depan sudah dipastikan terjadi. Sedang laju ekonomi Indonesia juga diprediksi bakal nyungsep di angka 4 persen.

Di satu sisi, penerimaan pajak Indonesia tahun 2019 masih minus dan utang di bulan Oktober tumbuh sebesar 11,9 persen menjadi Rp 5.600 triliun dibanding tahun sebelumnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA