"Kalau saya boleh bertanya sejak kapan praktik oligarki dan kartelisasi politik Islam ini bermula?" ujar Dekan FISIP UIN Jakarta, Ali Munhanif dalam diskusi akhir tahun FISIP UIN Syarif Hidyatullah Jakarta "Partai Politik Dan Kecenderungan Politik Oligarki", di Auditorium Bahtiar Effendy, FISIP UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (18/12).
Ali menyebutkan, kartelisasi dalam partai politik Islam bukanlah hal yang datang tiba-tiba. Tetapi, muncul dari satu proses panjang dari buah dinamika politik nasional.
Dia menduga kartelisasi itu muncul sejak Pemilu dilakukan secara terbuka pada tahun 2004. Di mana, partai politik berbasis Islam selalu mendapat tempat di pemerintah.
"Sampai tahun 2004, partai Islam meskipun tidak pernah memenangkan pertarungan, tetapi terus menerus masuk dalam kabinet yang terbentuk," jelasnya.
Kata Ali, kartelisasi pada partai politik Islam memang tidak sementereng di partai politik konvensional. Salah satunya Partai Golkar, dimana menjadi tempat berlabuh pemilik modal yang ingin bertahan hidup pasca orde baru.
"Para oligarki yang survive di Orde Baru mendekat ke Golkar dan terus menjadi tulang punggung untuk pembiayaan untuk nasional san daerah, tapi Partai Islam siapa yang mau mendekat?" tukasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.