Pengamat ekonomi politik dari Universitas Airlangga, Ichsanuddin Noorsy, menilai pemakzulan atau impichment Trump tersebut Tidak memberikan angin segar ke pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Apakah ini akan memberikan angin segar bagi pemerintahan Joko Widodo yang akan menghadapi resesi? Saya bilang enggak," ujar Ichsan, panggilan akrab Ichsanuddin Noorsy saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (19/12).
Alasan pertama yang dibeberkan Ichsan ialah dengan melihat pemakzulan Trump dari sisi politiknya. Katanya, fenomena ini merupakan tahap awal dari perbaikan kondisi politik di dalam negeri AS.
"Karena posisi impichment (pemakzulan) bahasa politiknya, posisinya cuma posisi dekonstruksi politik," sebut Ichsan.
Kemudian di dalam alasannya yang kedua, Ichsan menyebutkan, jika memang Trump mundur sebagai Presiden, tidak serta merta perekonomian AS langsung merangkak naik.
Sebab, dalam waktu transisi kepemimpinan, pastinya terdapat perubahan kebijakan yang akan dilakukan. Sehingga hal itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Mau tidak mau, kata Ichsan, perekonomian AS dan global baru akan kentara perubahannya pasca Pemilu Presiden AS pada November tahun depan. Itu pun belum tentu membuat perekonomian Indonesia menjadi positif.
"Pertanyaannya, apakah dengan Trump di Impich dan berhasil di Impich atau dijatuhkan, lalu Demokrat kembali masuk dan memberi jalan bagi tahun 2020, lantas situasi Amerika akan menolong Indonesia? Saya bilang enggak," ucap Ichsan.
"Karena persoalan ini akan sangat ditentukan pada tahun 2020 nya. Bukan hanya dari posisi impichmentnya," dia menambahkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: