Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bahas Muslim-Budhis di Asia Selatan Dan Tenggara, Ini Hasil Pertemuan Gusdurian-CDCC

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Jumat, 20 Desember 2019, 04:05 WIB
Bahas Muslim-Budhis di Asia Selatan Dan Tenggara, Ini Hasil Pertemuan Gusdurian-CDCC
Acara perteuan yang digagas Gusdurian dan GDCC/RMOL
rmol news logo King Abdul Aziz International for Interfaith and Intercultural Dialogue (KAICIID) yang berpusat di Wina Austria dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) bekerjasama dengan Center Dialogue and Cooperation among Civilization (CDCC) dan Jaringan Gusdurian menggelar lokakarya regional hubungan Muslim-Buddha di kawasan Asia Selatan dan Tenggara.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam acara yang dihadiri sekitar 65 pemuka agama dan pembuat kebijakan dari 5 negara kawasan Asia Selatan dan Tenggara itu, Anggota Hubungan Kerja Sama Internasional PP Muhammadiyah Debbie Affianty menyatakan terdapat sejumlah poin yang menjadi rekomendasi hasil pertemuan tersebut.

Ia mengurai dialog lintas antar pemuka agama dalam hal ini umat Islam dan Budha antara lain untuk mewujudkan harmoni antar umat beragama dan memiliki keselarasan pemahaman dan saling menghormati perbedaan.

"Intinya adalah untuk membangun dialog. Antara pemimpin agama Islam dan Buddha itu kemudian harus dijembatani dialog gimana, masalahnya apa yang perlu diantisipasi dan perlu diselesaikan agar tidak ada kesalahpahaman," ujar Debbie saat jumpa pers di Borobudur Hotel, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/12).

Debbie menuturkan, pembahasan berikutnya yakni membahas upaya pencegahan tindakan intoleransi dan ujaran kebencian di akar rumput antar umat beragama dalam hal ini Muslim dan Budhis.

"Misalnya, agama Budha yang melakukan (tindakan intoleran), yang Muslim harus menyerang? Nah, itu harus dihentikan sejak awal kejadian. Bagaimana pemimpin pemuka agama masing-masing bisa memediasi," tuturnya.

Selanjutnya, menyoal pendidikan yang inklusif dan mempromosikan kesakralan rumah ibadah semua agama. Ia menuturkan bahwa semua pihak harus menghormati rumah ibadah agama masing-masing.

"Yang namanya rumah ibadah seperti gereja, pura, wihara, masjid, sama-sama sakral, suci. Dan, masing-masing komunitas itu harus menghormati rumah ibadah umat lain," demikian Debbie.

Turut hadir saat jumpa pers diantaranya; Sekretaris Jenderal (Sekjen) OKI, Dr. Yousef Al-Othaimeen, Dr Bashir Ansari, Prof Walmoruwe Piyarathana, dan Prof Mohammed Abu-Nimer.

Sekadar informasi, pertemuan kali ini merupakan kali keduanya setelah sebelumnya lokakarya dilangsungkan di Bangkok, Thailand pada tahun 2017 dan diikuti oleh sekitar 70 pemuka agama dan pembuat kebijakan.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA