Apalagi, kutu loncat yang dipratikkan Hengky kali ini bukan yang pertama kali. Diketahui, dia juga pernah jadi kader PAN dan Partai Berkarya.
"Apa yang dilakukan Hengky seharusnya cukup alasan bagi parpol untuk membangun sistem pengkaderan yang lebih baik, terutama soal menjaga loyalitas," kata pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah kepada redaksi, Sabtu (21/12).
Memang sejauh ini, sambung Dedi, partai politik masih membebaskan para kadernya untuk bebas keluar masuk tanpa ada batasan, mesipun hal tersebut tidak baik bagi sebuah organisasi politik.
Terkait motif Hengky pindah dari Demokrat ke PDIP, yaitu bakal dibantu menjadi Bupati Bandung Barat seperti yang diungkap oleh politisi Demokrat Andi Arief, Dedi berpendapat, jika Hengky percaya patut disayangkan dan hal itu suatu keputusan yang tidak cerdas.
"Terlalu bodoh jika percaya janji tersebut. Tetapi wajar jika Hengky mudah termakan pengaruh, faktanya dia bukan politisi matang, politisi yang hanya andalkan popularitas. Yang andalkan popularitas memang rentan dijadikan korban Parpol," demikian Dedi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: