Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemerintah Diam Soal Uighur, HMI UBK Ajak Masyarakat Boikot Produk China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Selasa, 24 Desember 2019, 04:30 WIB
Pemerintah Diam Soal Uighur, HMI UBK Ajak Masyarakat Boikot Produk China
HMI UBK gelar aksi bela Uighur/Ist
rmol news logo Membantu sesama umat muslim sudah menjadi tugas wajib setiap umat Islam di dunia, tak terkecuali soal kedzoliman yang dialami minoritas muslim di Uighur yang dilakukan oleh pemerintah China.

Atas dasar itu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Hukum Universitas Bung Karno menggelar aksi merespons tindakan semena-mena pemerintah China terhadap muslim Uighur Xinjiang.

Setidaknya, ada lima tuntutan HMI Komisariat Hukum UBK kepada pemerintah Indonesia terkait kezoliman yang dialami umat muslim Uighur.

"Pertama, mendesak presiden menetukan sikap terhadap kejahatan  kemanusiaan yang menimpah umat muslim Uighur dan merespons penindasan umat muslim Uighur oleh China," bunyi pernyataan sikap yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Senin (23/12).

Tuntutan kedua, mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk boikot atau stop impor produk China.

Ketiga, mengecam pemerintah China yang telah membantai umat muslim Uighur karena telah melanggar HAM yang disepakati oleh PBB.

"Keempat, memintah pemerintah Indonesia mendesak pemerintah China untuk segera menghentikan aksinya. Dan kelima, Kedubes China harus segera angkat kaki dari Indonesia atau putuskan hubungan bilateral dengan China," demikian bunyi sikap HMI Komisariat Hukum UBK.

Hingga saat ini, belum ada langkah kongkret dari pemerintah Indonesia terkait Uighur. Bahkan baru-baru ini, pemerintah melalui Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengaku tak akan ikut campur terhadap kebijakan China.

"Pemerintah RI tidak ikut campur dalam urusan negara China mengatur dalam negeri. Itu prinsip-prinsip dalam standar hubungan internasional," kata Moeldoko. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA