Angka pekerja China kembali melesat pada tahun 2017 yang jumlahnya mencapai 24.804. Bahkan, lonjakan cukup tinggi kembali terjadi pada tahun 2018 sebanyak 32.209 orang.
Banyaknya pekerja China di Indonesia menjadi sorotan mantan Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Rachmawati Soekarnoputri.
Tokoh senior yang karib disapa Mbak Rachma menilai, lonjakan pekerja China yang masuk ke Indonesia tidak menunjukan kemandirian dan kedaulatan bangsa.
"Bukan masalah komoditi saja yang diimpor, tapi manusia juga diimpor sampai berpuluh puluh ribu," ujar Mbak Rachma dalam Dialog Akhir Tahun bertajuk 'Indonesia Milik Kita atau Milik Siapa?' di Restoran Raden Bahari, Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, Jumat (27/12).
Hal ini, kata dia, bertolak belakang dengan prinsip bernegara yang diajarkan oleh Proklamator RI, Ir. Soekarno.
"Saya teringat Bung Karno mengatakan, kita harus tetap berprinsip non blok. Bagaimana kita mempertahankan kemerdekaan kita, kita harus berdasarkan ketahanan rakyat semesta. Coba breakdown," katanya.
"Secara obyektif kita harus akui. Coba saya tanya, beban hidup saat ini berat enggak? Kita masih berdaulat enggak sebenarnya di bidang politik, dengan masuknya impor?," demikian Mbak Rachma.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: