Arief menengarai dana tersebut mengalir untuk kampanye petahana Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Namun pernyataan itu buru-buru ditampik politisi PDI Perjuangan, Dedi Sitorus. Menurutnya, Arief seperti sedang melempar tuduhan yang menyesatkan.
Terlebih, kata dia, Dedi harus ingat bahwa posisi Partai Gerindra sudah berada di dalam pemerintah.
"Karena apa? Seorang parpol apalagi sekarang ada di pemeritahan itukan seperti melempar kotoran," ujar Dedi di Bilangan Gondangdia, Jakarta, Minggu (29/12).
Dedi menunggu itikad dari Arief untuk menjelaskan apa yang menyebabkan dia bisa menyimpulkan bahwa skandal Jiwasraya untuk pembiayaan kampanye Jokowi.
"Bisa sampa ke kesimpulan itu pertanggungjawabkan dong, saya mengatakan ini terkait Pilpres karena ABCD sebut aja," tegasnya.
Sebelumnya, Arief menyindir bekas direksi PT Jiwasraya yang pernah menjabat di Kantor Staf Presiden. Yakni, eks Direktur Keuangan Jiwasraya Harry Prasetyo.
Harry pernah menjabat sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-Isu Ekonomi Strategis di KSP tersebut. Saat ini, dia terseret dalam kasus gagal bayar yang melilit Jiwasraya.
Menurut Arief, perlu diselidiki kaitan antara masuknya Harry sebagai pejabat di KSP dengan gagal bayar Jiwasraya.
"Jangan sampai ada dana Jiwasraya yang dibobol mantan Direksi Jiwasraya yang kemudian menjadi staf di KSP disalurkan ke dana pemenangan kampanye pilpres.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: