Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jakarta Terasa Penuh Warna Di Tahun 2019

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Selasa, 31 Desember 2019, 07:56 WIB
Jakarta Terasa Penuh Warna Di Tahun 2019
Bundaran HI/Net
rmol news logo DKI Jakarta banyak berbenah selama dipimpin Gubernur Anies Baswedan. Senator DKI Jakarta Fahira Idris bahkan menilai sepanjang 2019, wajah Jakarta sudah tampak penuh warna.

Tidak hanya fisik kota, tetapi juga manusia yang berwarna. Maksudnya, Jakarta bukan hanya lebih tertata, tetapi kehidupan warganya juga lebih menggeliat. Hal itu bukan hanya deretan prestasi yang diraih, tetapi juga karena kemajuan dan keadilan sosial yang semakin dirasakan warga.
 
“Kini, pemandangan di jalanan besar Jakarta tidak lagi sekadar ‘hutan beton’. Trotoar besar, indah, dan nyaman bagi saudara kita penyandang disabilitas telah menjadikan kota ini milik bersama,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (31/12).

Tidak hanya di pusat kota. Di kampung-kampung juga mengalami perubahan yang signifikan. Kampung yang dulu rata dengan tanah kini dibangun kembali. Bahkan warga diberi ruang seluas-luasnya untuk merencanakan wajah kampung yang mereka inginkan.
 
“Kini sedang dikembalikan derajatnya sebagai bagian integral dari pembangunan Jakarta menjadi kampung berkualitas yang lestari dan sejahtera serta warga di dalamnya berdaya,” ujar Ketua Umum Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) ini.

Warga juga semakin akrab dan hangat satu sama lain. Hari besar keagamaan diperingati penuh hikmat dan kemeriahan. Festival kebudayaan lebih semarak dan dijadikan “penajam” cipta, rasa, dan karsa warga Jakarta.

Ruang-ruang publik tidak hanya ditata dan dihadirkan lebih banyak tetapi dijadikan ruang pertemuan warga untuk bercengkrama. Sebuah kota besar dan sibuk seperti Jakarta memang butuh banyak ruang bagi warganya untuk berhenti sejenak menanak rasa kebersamaan.

Semua itu terjadi karena Anies berhasi mengubah paradigma pembangunan di Jakarta. Jika dulu, pemimpin menempatkan dirinya sebagai penyedia jasa dan warga sebagai penghuni atau konsumen, kini pemegang kuasa berubah menjadi kolaborator, sedangkan warga sebagai kreator.

“Warga yang dulu dianggap bagian dari masalah, kini sudah menjadi bagian dari solusi,” tegas wakil ketua Badan Pengkajian MPR RI ini.
 
“Tahun 2019, Jakarta penuh warna. Namun tahun-tahun ke depan jalan masih terjal. Membangun Jakarta, tidak cukup hanya dengan kerja kerja kerja, tetapi juga harus disertai gagasan dan narasi karena itu yang diajarkan para pendiri bangsa ini,” demikian Fahira. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA