Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kinerja BMKG Dipertanyakan, Komisi V DPR RI: Kenapa Meleset Jauh?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Kamis, 02 Januari 2020, 21:16 WIB
Kinerja BMKG Dipertanyakan, Komisi V DPR RI: Kenapa Meleset Jauh?
Banjir di Pondok Gede Permai/RMOL
rmol news logo Data prakiraan daerah potensi banjir dalam kurun waktu 10 hari bulan Januari 2020 yang dirilis Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di situs resminya dipertanyakan Komisi V DPR RI.

Sebab, data tersebut tak menyebutkan adanya potensi banjir besar di Jabodetabek. Bahkan DKI Jakarta dianggap aman dari banjir. Hal itu berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi pada Selasa (31/12) hingga Rabu (1/1) yang terjadi hujan lebat berujung banjir.

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS, Sigit Sosiantomi menyesalkan rendahnya akurasi BMKG dalam memprakirakan potensi banjir, hingga menyebabkan kurangnya antisipasi pemerintah dan warga.

"Kenapa akurasi BMKG tentang prakiraan daerah potensi rawan banjir meleset jauh seperti ini? Dalam rilis BMKG di website resminya, diperkirakan DKI Jakarta aman banjir pada dasarian I Januari 2020. Tapi, kenyataannya banjir besar," ujar Sigit dalam siaran pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/1).

Selain itu, tidak berjalannya early warning system bencana banjir juga disesalkan Sigit. Sebab, karena itu banyak warga yang terjebak di rumahnya masing-masing dan mesti menunggu evakuasi dari petugas di lapangan.

“Ini bukan pertama kali terjadi. Tahun lalu BMKG juga melakukan kesalahan prediksi tsunami di Selat Sunda. Akibatnya banyak korban jiwa. Sebagai lembaga negara yang menyiapkan dan menganalisa data iklim seharusnya BKMG bisa membuat prediksi yang akurat terlebih kita berada di daerah bencana," sesal Sigit.

"Bagaimana bisa mewujudkan BMKG berkelas dunia demi menuju Indonesia selamat dan menjadi rujukan masyarakat internasional kalau datanya saja sering tidak akurat,” kritiknya.

Seperti diketahui, daerah Jabodetabek mengalami banjir besar sejak Rabu dini hari. Ketinggian banjir di sejumlah pemukiman bahkan sampai atap rumah. Tak hanya merendam pemukiman, banjir di awal tahun 2020 ini juga merendam sejumlah jalan tol sehingga menyebabkan kemacetan parah.

Salah satu faktor penyebab banjir besar di sebagian wilayah Jabodetabek karena curah hujan yang sangat tinggi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mengutip data BMKG mengatakan, curah hujan kali ini di Jakarta menjadi yang tertinggi sejak tahun 1996. Titik hujan tertinggi ini ada di Jakarta Timur dengan curah hujan 377 mm/hari. Sementara curah hujan pada banjir besar tahun 1996 hanya berkisar 216 mm/hari. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA