Tapi di satu sisi, pemerintah Indonesia seperti bersikap lembek. Empat poin yang disampaikan usai Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laolly, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto kumpul juga dirasa kurang tegas. Pasalnya tidak ada sikap tegas mengenai tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengusir kapal China.
Teranyar, publik dibuat tercengang dengan pernyataan Prabowo Subianto yang melunak dan menyebut bahwa bagaimanapun China adalah sahabat Indonesia.
Baca:
Prabowo Subianto: Bagaimanapun China Negara SahabatPolitisi Demokrat Adamsyah Wahab bahkan tergelitik dengan sikap Prabowo tersebut. Dia lantas mengungkit novel fiksi
"Ghost Fleet" yang pernah dijadikan Prabowo sebagai referensi kampanye saat Pilpres 2019 lalu.
Sempat viral lantaran Prabowo menyebut Indonesia akan punah berdasarkan novel karya pengamat politik dan kebijakan ternama asal Amerika Serikat, Peter Warren Singer dan August Cole itu.
Disinggungnya bahwa novel berjudul asli
"Ghost Fleet: A Novel of The Next World War" itu bercerita mengenai perang Amerika Serikat dan China.
“Di mana Hawaii sudah dicaplok RRC dan Indonesia sudah punah. Di mana beberapa pulau dikuasai RRC,†kata Adam dalam akun Twitter @DonAdam68, Jumat (3/1).
Kini, Adam pun bertanya-tanya mengenai relevansi apa yang dibaca dan dilakukan Prabowo dalam kehidupan nyata.
“Apa Bapak sudah lupa?†tanyanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: