Bahkan, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) menilai kerja reforma agraria selain belum maksimal, justru malah terlihat brutal.
"Catatan penting (reforma agraria) tahun 2019 adalah brutalias," ujar Ketua dewan KPA Iwan Nurdin saat membuka acara peluncuran 'Catatan Akhir Tahun 2019 KPA, Dari Aceh Sampai Papua: Urgensi Penanganan Konflik Agraria Struktural dan Jalan Pembaruan Agraria ke Depan', di Cemara 6 Galeri Museum, Menteng, Jakarta, Senin (6/1).
Lebih lanjut, Iwan menyebut 'brutalitas' yang dimaksudkannya adalah cara kerja aparat pemerintahan yang belum bisa menyelesaikan banyak masalah agraria di Indonesia.
"Konflik agraria di Indonesia ini hampir tidak ada penyelesainnya. Jalur laporannya banyak, ada Komnas HAM, Mabes Polri, Pemda, DPR RI, tapi tidak ada yang mampu menyelesaikan. Kita seperti terus mengulang kejadian, terus menerus mengulang," jelasnya.
Dia menambahkan bahwa kebrutalan dalam permasalahan agraria harus diselesaikan sampai tuntas. Pasalnya, brutal bukan lagi soal konflik antar warga tetapi warga dengan aparat.
"Terdapat brutalitas yang luar biasa. Baik yang diakibatkan oleh konflik agraria, akibat aparat, dan sebagainya. Ini penting agar situasi ini tidak berulang," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: