Pasalnya, dengan kematian Soleimani, Trump dianggap telah melakukan kejahatan internasional. Karena telah membunuh perwakilan Iran yang memenuhi undangan Pemerintah Irak, di Baghdad.
Karena itu, Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana mengatakan, pihak parlemen maupun mahkamah AS harus segera melakukan investigasi mengenai alasan Trump membunuh Soleimani.
“Jadi ini yang di dalam negeri Amerika Serikat tentu perlu melakukan investigasi. Apakah yang dilakukan oleh Amerika Serikat, membuat mereka lebih aman, atau justru sebaliknya lebih tidak aman,†ucap Hikmahanto usai acara diskusi perihal Natuna di Resto Tjikini 5, Jakarta Pusat, Kamis (9/1).
Hikmahanto mencontohkan, Barack Obama tidak mengalami masalah saat memerintahkan untuk memburu dan membunuh Osama Bin Laden. Selain Osama dianggap berbahaya juga bukan representatif dari negara Afganistan, sehingga tak dipermasalahkan oleh Parlemen.
“Ya kalau misalnya Obama pada waktu memburu Osama bin Laden sampai kemudian meninggal, karena memang track record Osama bin Laden memang buruk. Kedua, Osama tidak mewakili negara manapun,†katanya.
Jadi, jika dalam investigasi parlemen maupun mahkamah AS seluruh rakyat Amerika tidak setuju dengan langkah Trump membunuh Soleimani, maka tindakan tersebut bisa dikatakan sebagai pelanggaran HAM.
“Kalau misalnya, kita bisa mendorong rakyat Amerika melakukan tindakan untuk mempercepat Trump tidak menjabat lagi, mungkin itu menjadi solusi bagi dunia. Kira-kira begitu,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: