Hal itu yang kemudian membuat Indonesia pasif dalam merespon kasus kemanusiaan yang menimpa etnis Uighur di Xinjiang China.
Begitu kata Direktur Eksekutif Merauke Institute Syahganda Nainggolan saat menjadi pembicara dalam diskusi publik yang diselenggarakan Institute Democracy Education (IDE) bertema “Kejahatan Kemanusiaan RRC Atas Kaum Uighur†di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (16/1).
Syahganda kemudian mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dengan China. Pasalnya, bukan tidak mungkin Indonesia akan bernasib seperti etnis Uighur di Xinjiang, jika terlalu condong ke China.
"Problemnya sekarang adalah Indonesia pun mau dibuat seperti Uighur," ujarnya.
Menurutnya, yang dilakukan pemerintah komunis China saat ini bukan hanya menguras harta, tapi juga telah melakukan pengerusakan akidah.
Dia kemudian mengingatkan pesan pendiri bangsa, Soekarno. Presiden pertama RI itu pernah mewanti-wanti bahwa ancaman baru akan datang dari Asia Timur.
"Ada global politik yang bergeser saat ini. Kalau
ngarep Jokowi sampai diare seperti Hasto nggak akan mungkin terjadi. Untuk itu, kita buat petisi," sindirnya.
Petisi tersebut berisi mengenai penolakan kekerasan di Uighur. Syahganda berharap petisi ini bisa menembuh sejuta tanda tangan.
“Kalau nembus sejuta kita bisa mengklaim dukungan yang mungkin dapat mendorong muslim lain di Asia Pasifik," pungkas Syahganda.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: