Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengeras Suara Peringatan Bencana Dinyinyiri, Gerindra: Cerdas Dikitlah Pengkritik Anies

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Kamis, 16 Januari 2020, 22:18 WIB
Pengeras Suara Peringatan Bencana Dinyinyiri, Gerindra: Cerdas Dikitlah Pengkritik Anies
Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi partai Gerindra, Syarif/RMOL
rmol news logo Belajar dari pengalaman yang terjadi pasca banjir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menambah enam perangkat pengeras suara sebagai peringatan dini terhadap bencana.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Alat itu bernama disaster warning system (DWS) yang tergabung dalam sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) BPBD Jakarta.

Berdasarkan data APBD DKI yang diunggah di situs resminya, penambahan tersebut menghabiskan dana Rp 4,03 miliar yang terdiri dari pengadaan enam stasiun ekspansi peringatan dini bencana transmisi Vhf radio dengan anggaran Rp 3,1 miliar, enam set pole DWS Rp 353 juta, enam set modifikasi software telementary dan warning console dengan amplifier 100W Rp 416 juta.

Lalu ada enam set coaxial arrester DWS Rp 14,124,172, enam set horn speaker 30 W Rp 7.062.086 juta, enam set storage battery 20 Ah, 24V Rp 70,618,918, enam set elemen antena Rp 90,392,564.

Namun seperti yang lalu-lalu, sejumlah pihak seakan memanfaatkan pembelian kali ini sebagai celah untuk kembali menyerang dan menyinyiri Pemprov DKI, khususnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Terkait hal ini, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari fraksi partai Gerindra, Syarif mengingatkan pengkritik Anies untuk dapat lebih teliti.

"Yang mahal kan stasiun radionya. Di akhir tahun kemarin sudah saya minta massa yang kontra Anies, kalau mau mengkritisi yang cerdas dikitlah. Sudah saya ingatkan itu, ini kejadian lagi," ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (16/1).

Syarif menguraikan, saat itu perdebatan anggaran juga sempat terjadi dalam pembelian komputer. Sebagian anggota DPRD yang belum paham menganggap uang dengan jumlah miliaran itu hanya dibelikan untuk komputer saja.

Tetapi, jelasnya software dan juga big data pun turut dibelanjakan.

"Itu sudah selesai. Sekarang dimunculkan toa. Tidak cerdas dan menyesatkan untuk orang lain," sindirnya.

"Sebelum APBD di-upload ribut. Sekarang sudah di-upload tidak dilihat (diteliti) sudah melakukan kritik. (harusnya) Lihat rincian detailnya," tegas Syarif. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA