Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Laksamana Buka Perbedaan Menteri Jempolan Dengan Menteri 'Asbun'

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Sabtu, 18 Januari 2020, 17:54 WIB
Laksamana Buka Perbedaan Menteri Jempolan Dengan Menteri 'Asbun'
Direktur Eksekutif Laksamana Samuel F. Silaen/Net
rmol news logo Didapati perbedaan spesifik dari dua menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) Joko Widodo-Maruf Amien yakni Menteri BUMN Erick Tohir dan Menteri Agama Fachrul Razi.

Menteri Erick dinilai lebih berani dan menyampaikan gagasan yang substansial ketimbang Menteri Fachrul Razi yang kerap menuai kontroversi.

Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana) Samuel F. Silaen kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (18/1).

"Fahrul begitu kencang atau nyaring suaranya dalam menjawab masalah yang belum dia kuasainya. Sehingga terkesan 'asbun' (asal bunyi) tapi bikin senang ditelinga yang mendengar," kata Silaen.

Silaen menilai, di awal menjabat Menag, Fachrul begitu garang seperti 'ala koboy' lantaran kerap vokal di media, dan seolah masalah di Indonesia mudah dan dapat diatasinya dengan cepat.

Hal itu berbeda dengan Menteri Erick Tohir yang justru dinilai lebih solutif dan menciptakan gebrakan-gebrakan baru pada pemerintahan Jokowi-Maruf. Terutama soal skandal PT Asuransi Jiwasraya dan PT ASABRI.

"Sekarang Menteri Erick wara-wiri di laman media cetak, online dan elektronik menjelaskan sekaligus meminta dukungan dari segenap rakyat Indonesia, bahwa apa yang lakukan itu semata-mata untuk kepentingan rakyat dari merauke sampai ke sabang," tutur Silaen.  

Menurut Silaen, langkah Erick Tohir patut diacungi dua jempol untuk keberaniannya lantaran mampu menangani kasus korupsi ASABRI dan Jiwasraya. Sebab, dibutuhkan mental yang kuat untuk mengutarakan kasus yang merugikan keuangan negara itu.

"Banyak oknum-oknum yang tersangkut dan terkait, takut borok-boroknya dibongkar. Sekarang Pak Menteri berhadap-hadapan dengan "tikus-tikus" pencoleng uang negara," demikian Silaen. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA