"Potensi koalisi Gerindra dan PDIP menguat kembali, seperti saat Megawati dan Prabowo di Pilpres 2009. Gerindra mungkin dengan sosok Sandiaga, dan PDIP dengan siapa," kata Director Survei and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (19/1).
Ia mengamini jika sosok Jokowi dianggap sebagai petugas partai politik. Namun sebagai presiden dua periode, posisi Jokowi tak bisa dipungkiri bisa masuk ke semua golongan.
Hal ini, jelasnya, tentu menjadi nilai lebih Jokowi dengan lingkaran istananya.
Selain faktor kedekatan Mega dan Prabowo, koalisi Gerindra-PDIP juga akan lebih menguntungkan banteng. Dengan koalisi dua parpol yang memiliki basis massa yang cukup banyak ini, tentu akan memudahkan bagi PDIP melanjutkan program politiknya.
"Koalisi ini lebih realistis melanjutkan program PDIP. Terlebih para pengkritik juga sudah disingkirkan, seperti Fadli Zon yang diganti Sufmi Dasco yang lebih akomodatif karena tak terlalu mengkritik istana," sambungnya.
"Intinya di 2024, kedekatan Prabowo-Mega tidak bisa dipungkiri. Enggak ada yang bisa menutupi itu. Soal Sandiaga, kita tahu Sandi itu anak emasnya Prabowo," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: