Demikian yang disampaikan oleh Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh dalam peresmian Kelompok Kerja (Pokja) Keberlanjutan Media (Task Force Media Sustainability) di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Selasa (21/1).
"Dari situlah kami dewan pers membentuk tim atau
task force untuk memikirkan, mengidentifikasi, apa saja sih perkara yang sekarang dihadapi itu dan apa saja yang harus kita lakukan agar media ini bisa tetap
sustainable," jelas Nuh.
Menurutnya jika hal itu tidak dilakukan, cepat atau lambat maka perusahaan akan diambil alih oleh sektor lain yang pertanggungjawabannya tidak bisa dipegang seperti media sosial dan lainnya.
Media-media yang sudah terdaftar dan terverifikasi serta diakui secara kode etik, harus dapat bertahan serta tumbuh baik. Sehingga, Nuh menegaskan, tim ini diperlukan untuk memikirkan itu semua.
"Apa kita rela media diambil oleh si aggregator platform besar dan seterusnya, sehingga akan terjadi era baru didalam penjajahan," kata Nuh.
"Tentu kita tidak ingin itu. Dari situlah tugas untuk menyiapkan dokumen, nanti InsyaAllah tanggal 6,7 Februari kita masukan didalam rentetan hari pers nasional," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: