Sempat mempertahankan dua nama, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto, kini PKS justru hanya menempatkan satu kandidat yang tak lain adalah Nurmansyah Lubis.
Bahkan baru-baru ini, PKS 'pasrah' dengan menyebut kursi DKI 2 sebagai
lauhul mahfuz atau takdir jika mendarat ke Gerindra.
Melihat dinamika perebutan DKI 2 ini, pengamat politik dari Lembaga Analisis Politik Indonesia (LAPI), Maksimus Ramses Lalongkoe melihat ada kesadaran dari PKS terkait kekuatan politiknya saat berhadapan dengan Gerindra.
Diketahui, Gerindra mengusung satu dari lima nama yang sebelumnya sempat diusulkan. Politisi yang diusulkan untuk
head to head dengan Nurmansyah adalah Ahmad Riza Patria.
"Mungkin PKS melihat peluangnya kecil sehingga cenderung melembek," kata Ramses kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (21/1).
Baginya, tarik ulur dalam dialog politik sudah menjadi hal yang biasa.
Soal sikap PKS yang mengendur itu, lanjut Ramses, tentu menjadi 'rahasia' dapur antara Gerindra dan PKS.
"Lagipula ini dunia politik, dunia di mana ruang-ruang gelap itu hanya diketahui aktor-aktor politik," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: