Hal itu terbukti saat Presiden Joko Widodo memberi peringatan kepada jajaran menteri kabinet Indonesia Maju di Istana, Jumat (24/1).
Pada saat itu, Jokowi meminta para menteri harus hati-hati dalam menyampaikan statement, terutama persoalan data.
Atas sikap Jokowi tersebut, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin berpendapat bahwa singgungan tersebut hanya bersifat teguran.
"Kalau menurut saya itu sekedar marah. Kenapa tidak berani memecat? Karena Yasonna Laoly direkomendasi oleh PDIP," kata Ujang saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (27/1).
Selain itu, Ujang juga melihat kalau Yasonna berjasa bagi Jokowi.
Beberapa jasa yang menurut Ujang pernah dilakukan adalah, Yasonna berperan memecah Partai Golkar, antara kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksonono.
Kemudian, golnya revisi UU KPK. Pengesahan RUU ini di DPR juga tidak terlepas dari peran penting Yasonna.
"Jadi kalau menurut saya, mengganti (Yasonna) itu jauh. Kalau menegur iya, agar dalam berbicara hati-hati," demikian Ujang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: