Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kemenko Perekonomian Klaim Pertumbuhan Ekonomi RI Berhasil Salip India, Tapi Masih di Bawah China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 31 Januari 2020, 18:45 WIB
Kemenko Perekonomian Klaim Pertumbuhan Ekonomi RI Berhasil Salip India, Tapi Masih di Bawah China
Ferry Irawan/RMOL
rmol news logo Ditengah gejolak ekonomi global yang tak menentu saat ini, pemerintah mengklaim perekonomian Indonesia masih dalam kondisi prima.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Daerah dan Sektor Riil Kemenko Perekonomian Ferry Irawan menyebutkan alasan mengapa kondisi prima itu adalah karena pertumbuhan ekonomi domestik masih lebih tinggi dari India.

Hal itu Ferry Irawan, dalam forum diskusi ekonomi dan bisnis bertajuk "Jurus Bisnis dan Investasi dalam Menyiasati Resesi Ekonomi Global" yang digelar PWI Pusat, di Ballroom Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta Pusat, Jumat (31/1).  

Ferry mengatakan, ekonomi Indonesia yang bertahan di angka 5 persen jauh lebih baik dari India mengalami kontraksi, alias hanya tumbuh 4,5 persen pada kuartal III 2019, atau tertinggi ke-3 dari negara anggota G-20.

"Kita patut bersyukur sampai kuartal III 2019 dan akhir 2019 pertumbuhan ekonomi kita masih diatas 5 persen. India pada kuartal III alami penurunan menjadi 4,5 persen, tadinya peringkat ke-2, sekarang ke-4 setelah Indonesia," jelasnya.

Meski demikian, Ferry Irawan mengakui kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada dibawah China. Sebab, pada Kuartal III 2019 lalu, negara tirai bambu ini memperoleh pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen.

"Kalau kita bandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi di negara G-20, Indonesia peringkat ke-2 setelah China," katanya.

Atas hal tersebut, pemerintah masih percaya bahwa kondisi perekonomian Indonesia masih terjaga pada tahun 2020 ini. Hal itu, disebutkan Ferry Irawan, dapat dilihat dari indikator ekonomi seperti laju inflasi.

"Inflasi sampai akhir Desember 2019 itu 2,7 persen, lebih rendah dari asumsi APBN 3 persen. Ini terendah dalam satu dekade terakhir, dan jadi modal untuk menatap 2020," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA